Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini (Kemenkes RI, 2018). Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting tertinggi dibandingkan dengan Myanmar (35%), Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan Singapura (4%). Data dari Kementerian Kesehatan, presentase stunting terus meningkat dari tahun 2014-2018. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis. Kejadian stunting pada anak terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Salah satu ciri-ciri anak menderita stunting yaitu tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya.
Masalah stunting tidak lepas dari peran keluarga terutama orang tua baik dari segi pengetahuan, kesadaran maupun kemampuan dalam pemenuhan gizi anak pada setiap fase kehidupan. Pencegahan stunting dilakukan dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan. Hitungan 1000 hari dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Pemenuhan gizi yang kurang terjadi karena praktik pengasuhan yang belum efektif dan terbatasnya informasi mengenai pola konsumsi makanan bergizi. Keluarga khususnya orang tua perlu memantau tumbuh kembang anak dengan cara rutin datang ke posyandu.
Moringa Oleifera atau yang dikenal dengan Daun Kelor merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. WHO telah menobatkan kelor sebagai pohon ajaib (Miracle Tree) dan memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi permasalahan gizi. Dari beberapa hasil penelitian, kelor memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti :
- kandungan vitamin A empat kali lebih tinggi dari wortel,
- kandungan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk,
- kandungan kalsium empat kali lebih tinggi dari susu,
- kandungan potasium tiga kali lebih tinggi dari pisang,
- kandungan proteinnya dua kali lebih tinggi daripada yogurt.
- kandungan zat besi pada kelor dinyatakan 25 kali lebih tinggi dari bayam.
Daun kelor dapat menjadi bahan tambahan makanan utama maupun pendamping. Selain diolah menjadi sayur, kelor dapat diolah menjadi makanan yang beragam dan menarik yang dapat dikonsumsi oleh anak seperti puding, nugget, es krim, stik kentang kelor, bolu, dan lain-lain.
Salah satu upaya memperkenalkan kelor kepada keluarga khususnya ibu yang memiliki balita adalah melalu Posyandu Balita. Intervensi penelitian yang dilakukan Akbar 2022 di wilayah Jogonalan Lor mengenalkan olahan daun kelor dan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa es krim daun kelor, telur dadar kelor dan puding kelor. Selain itu juga mengadakan lomba memasak aneka olahan dari daun kelor dengan peserta para ibu balita. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas ibu dalam mengolah daun kelor untuk si kecil.
Dengan bertambahnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dan manfaat daun kelor untuk pencegahan stunting diharapkan timbul kesadaran pada ibu akan pentingnya pemberian makanan yang bergizi pengawasan tumbuh kembang anak.
Ayo Cegah Stunting mulai dari rumah dengan olahan daun kelor.
Oleh : Ns. Imam Akbar, S.Kep.
(Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Pembimbing : Shanti Wardaningsih,S.Kep.,Ns., M.Kep.Sp.Jiwa., Ph.D.
(Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Referensi:
- Kementrian Kesehatan. (2020). Situasi Stunting di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.
- Letlora, J. A. S., & Sineke, J. (2020). Bubuk Daun Kelor Sebagai Formula Makanan Balita Stunting.
- WHO. (2018). Mengurangi stunting pada anak: pertimbangan kesetaraan untuk mencapai Target Gizi Global 2025.
- Dyah muliawati, & Nining sulistyawati. (2019). The Use Of Moringa Oleifera Exctract To Prevent Stunting In Toddler. Jurnal Kesehatan Madani Medika. https://doi.org/10.36569/jmm.v10i2.81
- Irwan, Z., Salim, A., & Adam, A. (2020). Pemberian cookies tepung daun dan biji kelor terhadap berat badan dan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tampa Padang. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 5(1), 45-54
- Akbar & Huriah (2022). Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Dengan Memanfaatkan Daun Kelor Terhadap Peningkatan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Ibu Balita Di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.