Sumbawa Barat – Berbagai atribut dan Symbol dukungan terhadap rakyat Palestina, mulai dari bendera, Keffiyeh, Syal atau Scraft hingga gambar semangka berkibar di arena pawai budaya dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ke-20 tahun 2023.
Hari pertama Rabu (15/11/23) pawai budaya, diikuti ribuan peserta dari ratusan Sekolah Dasar (SD) se Sumbawa Barat membentuk barisan mengelilingi Kota Taliwang.
Dari sekian penampilan budaya Suku Samawa (Sumbawa, KSB – red) yang disajikan peserta dalam pawai kali ini, yang menarik perhatian penonton yakni sejumlah barisan yang mengangkat isu kemanusiaan Palestina dengan menampilkan atribut bernuansa Palestina.
Sedikitnya ada 5 SD yang mengankat soal Palestina ini, ciri khas Palestina selain bendera, Keffiyeh, Syal dikenakan siswa putra putri tak ketinggalan sejumlah guru yang mendampingi juga bernuansa Palestina.
Yang menarik disini yakni atribut Palestina tadi dipadukan dengan pakaian dan budaya Samawa, diantaranya budaya “Talat Tau Mate” yakni budaya gotong royong memakamkan jenasah dan budaya Nyorong Pengantin dimana peserta mengenakan baju adat Samawa dan dipadukan dengan symbol Palestina.
“ Isu Palestina ini diangkat tidak direncanakan, namun inilah bentuk respon keprihatinan masyarakat kita terhadap isu kemanusian yang dipertontonkan dunia saat ini, ini pelajaran yang baik bagi generasi kita terutama anak-anak SD karena bagaimanapun penjajahan tidak boleh ada lagi dimuka bumi ini,” ujar Roy Marhandra, S.SE.M.Si Sekretaris Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) KSB sebagai penyelenggara pawai budaya Harlah KSB.
Roy lanjut mengatakan, pelaksanaan Pawai Budaya kali ini cukup semarak, dimana di hari Kedua Kamis (16/11/23) untuk peserta Siswa SMP, SMA dan Instansi serta masyarakat Umum partisipasinya juga luar biasa.
Adapun Budaya Samawa yang ditampilkan dalam Pawai Budaya cukup variatif, menurut Roy diantaranya ada budaya Pengantin seperti barodak, nyorong, kemudian budaya gotong royong membangun rumah seperti Isong Bale, Ntek Bale dan puluhan adat budaya Sumbawa lainnya.
“ Mempertahankan dan melestarikan budaya Samawa sudah menjadi kewajiban kita, nilai dan semangat gotong royong dan religius yang ada dalam adat istiadat dan budaya Samawa ini harus terus ada dan terpatri dalam tiap genarasi muda Sumbawa Barat, karena itulah Pawai ini rutin kita laksanakan tiap tahun, tinggal kita menilai kreativitas peserta dalam menyajikan baik dalam bentuk kostum, kekompakan dan semangatnya serta iringan musik sehingga menjadi mernarik disaksikan dalam pawai,”tandas Roy Marhandra.
Pawai budaya yang berlangsung selama dua hari tersebut, dimulai sejak pukul 14.00 Wita, ribuan penonton disepanjang jalan Kota Taliwang menyaksikan Pawai ini, peserta pun nampak antusias.(*)